MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN CIRC
(COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION)
Dibuat
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran Matematika
Dosen
pengampu : Aryo Andri Nugroho, S.Si, M.Pd
Disusun
oleh:
Kelompok
9 (3D)
Dwi Saryuniati (11310164)
Anik Zahrotus Sajida (11310184)
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
IKIP PGRI SEMARANG
2012
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, nikmat, dan
kesehatan kepada penulis, karena berkat
usaha, kerja keras, dan ketekunan penulis telah dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Model
Pembelajaran CIRC” dengan baik. Makalah ini ditujukan guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran Matematika.
Makalah
ini disusun dari berbagai sumber referensi, yaitu buku panduan tentang
model-model pembelajaran yang ada di Indonesia, beberapa jurnal pendidikan
nasional dan jurnal pendidikan internasional yang penulis dapatkan dari
internet. Tidak lupa penulis mengucapakan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Inovasi Pembelajaran Matematika karena telah membimbing dan
memberikan arahan kepada penulis demi terselesainya makalah ini. Serta kepada
teman-teman mahasiswa sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak demi tersempurnanya makalah selanjutnya.
Semarang, Desember 2012
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belajar/learning merupakan suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat
sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti,
tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Dalam proses
pembelajaran sangat memerlukan model pembelajaran, strategi pembelajaran,
metode pembelajaran, tehnik
pembelajaran, serta taktik pembelajaran. Hal tersebut sangat dibutuhkan guna
terjadinya kelancaran dalam proses pembelajaran serta hasil pelajaran yang
optimal.
Dalam jurnal Internasional Biology Education Vol. 2, 1–5, Spring 2003:
Cooperative learning, a theoretically grounded and well-researched
approach in education that can increase students’ learning of subject matter
and improve their attitudes toward both academics in general and the subject
matter specifically (Springer et al., 1999; Johnson et al., 2000). If one knows
the definitions of cooperative and
learning,onemightassumethatcooperativelearningissimplythesum of these
definitions. Often, cooperative learning is portrayed as simply providing
students with a group task or project
becauseofalackofmaterialsoralowteacher-to-studentratioin the classroom. These
scenarios could not be further from the scholarly definition of cooperative
learning as recognized in the educational research literature (Johnson et al.,
1991, 1993).
Salah satu model
pembelajan yang dapat digunakan oleh seorang guru adalah model pembelajaran Cooperative.
Cooperative adalah suatu sistem yang didasarkan pada alasan bahwa manusia sebagai
makhluk individu yang berbeda satu sama lain sehingga konsekuensi logisnya
manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesama
(Nurhadi 2003: 60)
Abdurrahman dan Bintoro (2000) dalam
Nurhadi 2003 : 61 menyatakanpembelajaran kooperatif adalah
suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait.
Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya :
1.
Saling ketergantungan positif,
2.
Interaksi tatap muka,
3.
Akuntabilitas individual, dan
4.
Keterampilan untuk menjalin hubungan antara pribadi
atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.
Menurut
Davidson dan Warsham (dalam Isjoni, 2011: 28), “Pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan
pendekatan pembelajaran yang berefektifitas yang mengintegrasikan keterampilan
sosial yang bermuatan akademik”.
Slavin
(dalam Isjoni, 2011: 15) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6
orang dengan struktur kelompok heterogen”. Jadi dalam model pembelajaran
kooperatif ini, siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya
sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan pada mereka.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang mengutamakan pembentukan kelompok yang bertujuan untuk
menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif.
Dalam model
pembelajaran Cooperative learning terdapat suatu model
pembelajaran salah satunya model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas
jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Dengan pembelajaran
kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis,
kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC
?
2. Apa sajakah komponen – komponen dalam pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
?
3. Bagaimanakah
ciri – ciri model pembelajaran CIRC?
4. Bagaimanakah
cara – cara menggunakan model pembelajaran CIRC?
5. Apa sajakah kelebihan model pembelajaran tipe CIRC
?
6. Apa sajakah kekurangan model
pembelajaran tipe CIRC ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
2. Untuk
mengetahui komponen-komponen dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC.
3. Agar
memahami ciri – ciri model pembelajaran CIRC.
4. Supaya
mengerti cara – cara menggunakan model pembelajaran CIRC.
5. Agar
mengetahui Apa sajakah kelebihan model pembelajaran tipe CIRC.
6. Agar
mengetahui kekurangan model pembelajaran tipe CIRC.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Uraian
Model Pembelajaran CIRC
Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC pertama
kali dikembangkan oleh Robert E. Slavin dkk. Alasan utama pengembangan metode
ini karena kekhawatiran mereka terhadap pengajaran membaca, menulis dan seni
berbahasa oleh guru masih dilakukan secara tradisional.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
merupakan singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition,
termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya
merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah
program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis
untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan
hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti
pelajaran matematika.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan
dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa.
Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau
tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang
pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain.
Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara
berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
B.
Komponen-komponen
dalam Pembelajaran CIRC
Model
pembelajaran CIRC memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut
sebagai berikut :
1. Teams,
yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa.
2. Placement
test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau
berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada
bidang tertentu.
3. Student
creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi
dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya.
4. Team
study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan
guru memberika bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya.
5. Team
scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok
dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara
cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan
tugas.
6. Teaching
group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian
tugas kelompok.
7. Facts
test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh
siswa.
8. Whole-class
units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran
dengan strategi pemecahan masalah.
C.
Ciri
– ciri Model Pembelajaran CIRC
Di dalam pembelajaran kooperatif terdapat
bermacam-macam metode pembelajaran. Salah satunya adalah metode pembelajaran
CIRC yang dirancang khusus untuk pembelajaran membaca dan menulis, untuk
membedakan metode pembelajaran CIRC dengan metode pembelajaran kooperatif
lainnya, berikut disampaikan beberapa ciri-ciri dari CIRC, yaitu:
a. Adanya
suatu tujuan kelompok.
b. Adanya
tanggung jawab tiap individu.
c. Tidak
adanya tugas khusus.
d. Soal
– soal pemecahan dalam model CIRC biasanya berbentuk cerita.
e. Tiap
anggota dalam satu kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.
f. Dibutuhkan
penyesuaian diri tiap anggota kelompok.
D.
Langkah
- langkah Model Pembelajaran CIRC
Penerapan
model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dapat
ditempuh denga:.
1. Guru
menerangkan suatu pokok bahasan matematika kepada siswa, pada penelitian ini
digunakan LKS/buku yang berisi materi yang akan diajarkan pada setiap
pertemuan.
2. Guru
memberikan latihan soal
3. Guru
siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam menyelesaikan
soal pemecahan masalah melalui penerapan model CIRC.
4. Guru
membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa.
5. Guru
mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan
membagikannya kepada setiap kelompok.
6. Guru
memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan bersama
yang spesifik (kerja sama).
7. Guru
mengawasi kerja kelompok, Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator.
8. Ketua
kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya
9. Ketua
kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal
pemecahan masalah yang diberikan.
10. Guru
meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya.
11. Guru
membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya
12. Guru
dan siswa membuat kesimpulan bersama.
13. Guru
memberikan tugas/PR secara individual.
Dari langkah – langkah model
pembelajaran CIRC di atas didapatkan fase – fase sebagai berikut.
a. Fase pertama, yaitu orientasi
Pada fase ini, guru melakukan apersepsi
dan pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diberikan. Selain itu juga
memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kepada siswa.
b. Fase kedua, yaitu organisasi
Guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok, dengan memperhatikan keheterogenan akademik. Membagikan bahan bacaan
tentang materi yang akan dibahas kepada siswa. Selain itu menjelaskan mekanisme
diskusi kelompok dan tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran
berlangsung.
c. Fase ketiga yaitu pengenalan konsep
Dengan cara mengenalkan tentang suatu
konsep baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini
bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, film, kliping, poster atau media
lainnya.
d. Fase keempat, yaitu fase publikasi
Siswa mengkomunikasikan hasil
temuan-temuannya, membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas baik
dalam kelompok maupun di depan kelas.
e. Fase kelima, yaitu fase penguatan dan
refleksi
Pada fase ini guru memberikan penguatan
berhubungan dengan materi yang dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun
memberikan contoh nyata dalam kehidupan seharihari. Selanjutnya siswa pun
diberi kesempatan untukmerefleksikan dan mengevaluasi hasil pembelajarannya.
E.
Keunggulan
Model Pembelajaran CIRC
1. CIRC
amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah
2. Dominasi
guru dalam pembelajaran berkurang..
3. Siswa
termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok.
4. Para
siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya.
5. Membantu
siswa yang lemah.
6. Meningkatkan
hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan
masalah.
7. Pengalaman
dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan
anak.
8. Seluruh
kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak
didik akan dapat bertahan lebih lama.
9. Membangkitkan
motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam.
10. Peserta
didik dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
11. Dilatih
untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang
12. lain.
13. Menumbuhkan rasa senang yang merangsang
peserta didik untukaktif dalam kelompok.
14. Memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasamadengan temannya.
15. Membentuk
kemurnian ungkapan dalam interaksi dan pemecahanmasalah yang kreatif.
16. Meningkatkan
kualitas gagasan
F.
Kelemahan Model Pembelajaran CIRC
1. Pada
saat presentasi hanya peserta didik yang aktif yang tanya.
2. Banyak
memboroskan waktu.
3. Persiapan
yang perlu dilakukan guru yang dalam menggunakanmodel pembelajaran CIRC cukup
rumit.
4. Pengelolaan
kelas dan pengoganisasian peserta didik lebih sulit.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan salah satu tipe model
pembeljaran cooperative learning kelompok kecil, para siswa diberi suatu teks
atau bacaan kemudian siswa latihan membaca atau saling membaca, memahami ide
pokok, saling merevisi, dan menulis ikhtisar certa atau memberi tanggapan
terhadap isi cerita, atau mempersiapkan tugas tertentu dari guru.
2. Soal
– soal pemecahan dalam model CIRC biasanya berbentuk cerita.
3. Unsur–
unsur yang ada dalam model pembelajaran CIRC antara lain: teams, placement
test, student creative, team study, team scorer and team recognition, teaching
group, fact test and whole-class units.
4. ciri-ciri
dari CIRC, yaitu:
a. adanya
suatu tujuan kelompok.
b. adanya
tanggung jawab tiap individu.
c. tidak
adanya tugas khusus.
d. tiap
anggota dalam satu kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.
e. dibutuhkan
penyesuaian diri tiap anggota kelompok.
5. Terdapat
tiga fase dalam model pembelajaran CIRC antara lain: fase orientasi, fase
organisasi, fase pengenalan konsep, fase publikasi, dan fase penguatan dan
refleksi.
6. Kelebihan
model pembelajaran CIRC adalah dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
sehingga siswa dapat aktif dalam pembeljaran. Juga dapat meningkatakan motivasi
siswa dalam belajar dan memperluas wawasan guru dalam pembelajaran.
B.
Saran
Guru sebaiknya lebih cermat dalam memilih metode
yang tepat dalam pembelajaran. Hal ini karena tidak semua materi yang ada dalam
matematika cocok untuk diterapkan dalam semua model pembelajaran. Pemilihan
model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan akan
memberikan hasil yang optimal pada peserta didik nantinya
DAFTAR
PUSTAKA
Arik Susanti.
2008. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC UntukMeningkatkan Kemampuan Menulis Bahasa Inggris Mahasiswa D3 Administrasi Negara
FIS Unesa. Vol. 2 No. 1.
Suyatno,
Memjelajahi Pembelajaran Inovatif, (Jatim: Masmedia Buana Pustaka, 2009), hlm,
68..
Suyitno,
Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa
Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional F.MIPA UNNES.
Yatim
Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidikan Dalam
implementasi Pembelajaran yang Efektif, (Jakarta: Kencana, 2009).hlm, 283
UNNES.